Ini adalah blog yang berisikan cerpen-cerpen yang memiliki banyak jalan cerita. Mulai dari cerita romantis,sedih, pendidikan, gokil dan banyak yang lainnya. Jadi jangan lewatkan cerpen-cerpen baru yang akan diposkan setiap 3 hari sekali ini. jadilah pengikut blog ini. Jika anda merespon dengan baik, jangan lupa beri komentar untuk blog ini dan tulis alamat e-mail mu untuk pemberitahuan cerpen-cerpen baru yang di terbitkan. Selamat membaca!!!

Rabu, 28 Januari 2009

My Mom

Hari ini cerah sekali, namun tidak secerah hatiku yang mulai padam karna pilu. Oh... mengapa seperti ini? Aku masih di sini dengan sisa keberanian yang ku miliki. 
Pagi ini aku berangkat sekolah dengan linangan air mata di pipiku. Ya! Itulah kebiasaanku ahir - ahir ini. Aku menangis bukan tanpa alasan, aku menangis karna hari ini untuk yang ke sekian kalinya ibu memarahiku. Aku memang cengeng tapi bukan berarti aku anak manja. Aku sayang sekali pada keluargaku, terlebih kepada Ibu, Ibu dan Ibuku. Entah kesalahan apa yang telah aku lakukan hingga pagi ini Ibu memarahiku, aku sedih.
Seminggu lagi aku ujian ahir semester. Banyak sekali cobaan yang menimpaku. Tadi malam ayahku menawarkan aku untuk tinggal di pesantren dekat sekolahku. Itu adalah sesuatu yang ku inginkan. Tapi bagaimana dengan janjiku untuk membantu Ibu di rumah? Karna aku adalah anak tunggal. 
Ayah meyakinkan aku kalau Ibu akan menyetujuinya, dengan alasan ahir-ahir ini aku banyak kegiatan sekolah dan bisa sakit jika pulang pergi naik sepeda. Setelah disetujui semua pihak, akupun berangkat ke pesantren itu. Aku berangkat didampingi Ayahku, tanpa ada sepatah kata dari ibu untukku. Oh Ibu... mengapa engkau diam? Akankah engkau ingin aku segera pergi? Mengapa tak ada lagi senyum itu di bibirmu? . lagi lagi aku menangis. Ibu... Ibu... Ibu... betapa celakanya anakmu jika di kakimu tak ku temukan surga itu. 
Hari demi hari ku lalui di pesantren. Di sini aku lebih banyak beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah. Setiap hari Ayah selalu menelfonku dan menanyakan kabarku, tapi tak pernah ku dengar suara Ibuku. Aku selalu belajar bagaimana menjadi seseorang yang ikhlas dalam menjalani setiap Ketetapan-NYA. Tidak pernah sekalipun aku membenci Ibu atau siapapun yang menyakitiku.
Sebulan telah berlalu, ujian ahir semester telah usai. Hari ini aku akan mendapatkan rapot nilaiku. Aku yakin nilaiku bagus karna aku belajar dengan giat. Ayah yang akan datang mengambilnya. Aku juga akan pulang hari ini. aku rindu sekali kepada keluargaku dan rumahku. Ayah datang tampak pucat, matanya merah dan sembab tapi ayah masih tetap tersenyum bangga padaku, bangga ketika membaca nilai nilaiku. Aku senang sekali melihatnya. Apakah Ibu juga akan senang melihatnya?
Saat perjalanan pulang. Ayah jarang menatapku. Seperti ada yang Ia tutupi dariku. ”Ada apa Ayah?” tanyaku pelan, Ayah tidak menjawab, hanya senyum yang ke luar dari bibirnya. ”Ayah..! apa Ibu merindukanku?”. lagi lagi Ia tak menjawab pertanyaanku. ”Ayah ..! katakan padaku, apa yang kau sembunyikan?” tanyaku memaksa. ”nanti kau kan tahu anakku”.
Di perjalanan aku berdo’a tiada henti. Alhamdulillah aku sampai. ”Astagfirullah... ayah!! Siapa yang meninggal, mengapa ada bendera kuning di rumah kita?”. Ayah tak menjawab. ”Tabahkan hatimu anakku, ini ujian bagimu!”. ”Apa maksudmu Ayah? Aku mohon katakan ada apa sebenarnya?.”
Aku berlari masuk rumah, melewati kerumunan orang yang sedang mengaji. Aku sampai. Kini aku di depan zenajah itu. Aku tak tahu siapa Ia, tapi mengapa firasatku tak enak. Ku beranikan diri untuk membuka kain yang menutupi wajahnya. Pelan pelan dengan penuh penasaran. Inalillahi wainnailaihi rojiun.... hatiku sakit, badanku lemas, aku mati rasa melihat zenajah yang di depanku adalah orang yang paling aku sayangi.IBU...!!! mengapa kau tinggalkan aku?
Aku diam terpaku di samping zenajah Ibuku. Ingin aku beranjak, berwudhu, dan membacakan do’a untuknya, tapi aku tak kuat. Aku tatap wajahnya, Ibu mengapa kau pergi begitu cepat, apakah kau tak lagi sanggup merawat anak yang nakal sepertiku? Ibu bangunlah..! aku belum sempat katakan sayang padamu. Ibu mengapa kau diam, dulu kau yang selalu mengusap air mataku saat aku menangis. Tapi mengapa hari ini kau buat aku menangis, ibu?
”Sabarlah anakku, Ibumu telah pergi dengan tenang, Ia terkena kangker rahim. Sebenarnya penyakitnya sudah lama, tapi Ia slalu memendamnya sendiri, sampai tepat dua bulan yang lalu, dokter memfonisnya telah stadium empat.” Kata ayahku sambil mendekap tubuhku.
”Mengapa ayah tak pernah bilang tentang ini padaku?”
”Sayang..!! Ibumu meminta Ayah untuk diam. Ia tak ingin membuatmu sedih. Dia selalu mencari cara agar kamu benci kepadanya, agar saat Ia pergi kau tak merasa kehilangan.”
Masya Allah Ibu...! jadi karna ini kau selalu memarahiku setiap pagi? mengapa kau lakukan ini padaku? Aku mencintaimu Ibu, Ibu...! sekuat apapun engkau memarahiku, aku tetap mencintaimu.
”Bahkan Ibumu yang meminta Ayah untuk memaksamu tinggal di pesantren. Karna dengan itu kau tidak tahu dengan kondisinya yang semakin parah, Ibu ingin kamu konsentrasi sama ujian, Ia tak ingin kamu jadi sedih kalau tahu penyakit yang Ia derita. Tapi tahukah engkau anakku? Ia begitu mencintaimu, lebih dari Ia mencintai hidupnya. Setiap malam Ia bangun untuk Sholat Tahajut. Menengadahkan tangannya, memohon kepada Allah agar kau diberi kesehatan, kehangatan, dan petunjuk jalan yang benar. Ayah sering sekali mendengarnya berdoa, tidak pernah Ia meminta untuk dirinya. Ibumu ingin kamu jadi anak yang Sholihah dan berbakti pada orang tua. Ia bangga sekali melahirkanmu, membesarkan dan mendidikmu. Tak pernah Ia mengeluh untuk mencintaimu anakku. Ikhlaskan Ia, jika kau mencintainya. Ia menitipkan ini untukmu.” ayah menyerahkan selembar kertas yang dilipat rapi. Ku buka kertas itu dengan sisa kemampuan yang ku miliki. Ku buka perlahan dan kubaca


Untuk Anakku yang sangat ibu sayang

Asalamualaikum.........

Anakku 
Maafkan Ibu..!! 
Ibu sayang sama Ara, maafkan Ibu?  
Ibu bangga sama kamu
Jadilah Ara yang baik, sholeh dan berprestasi

Ibu sayang kamu, sayang Ayah, sayang kalian... 
Ibu titip Ayah sama kamu ya Nak..!

Wasalamualaikum...............




Aku tak bisa berkata sedikitpun. Tangisan tak bisa ku hentikan dari mataku. Ya Allah... Aku ikhlaskan Ibuku Padamu, Engkau yang berhak memilikinya. sampaikan padanya rasa cinta dan rinduku yang tiada terkira. Dirikan istana surga untuknya. Aku mencintainya YA Allah..., kumpulkan aku bersamanya kelak, bersama orang orang yang ku sayangi dan yang menyayangiku. Amien..! 
 

   
Karya : Gadel

Aku Jatuh Cinta,,,,,,,,,,,!!! ^_^

Aku pernah begitu mengagumi ayah dan ibuku serta guru-guruku saat mereka mengasihiku, menyayangiku, mendidikku, dan memperhatikanku.
Namun suatu hari aku melihat cela padanya dan hatiku terluka, akupun sadar ternyata mereka bukanlah malaikat atau bidadari karena mereka adalah manusia biasa yang punya kelebihan dan kelemahan.

Aku pernah berteman dengan seseorang atau beberapa kawan 
Ku harap cinta dan perhatian dari mereka tulus seperti yang ku berikan pada mereka 
Namun, suatu hari aku dihianati dan aku terluka
Ketika kudapati mereka tak ada di sampingku saat aku membutuhkan mereka
Hingga kusadari bahwa merekapun bukan milikku yang setiap saat bisa kuandalkan

Aku pernah begitu memburu barang-barang mewah, jabatan di organisasi, kesenangan remaja dan semua kenikmatan dunia 
Aku begitu mencintai itu semua hingga kukorbankan semuanya demi mendapatkannya
Namun, hidupku sangat hancur ketika apa yang sudah ku raih hilang di depan mataku
Hingga kusadari semua itu adalah fana 
Dunia dan segala kenikmatannya selalu menjauhiku ketika aku selalu mencarinya

Aku pernah mengalami suatu masa ketika kudapati bahwa seseorang tampak begitu mempesona
Ketika kerinduan begitu menggelora dan waktu begitu lambat berjalan
Namun, yang kudapati adalah suatu kebahagiaan yang semu dan sementara 
Karena pada akhirnya aku menangis karena cinta yang tak berbalas dan tak abadi 
Hingga aku mulai mempertanyakan seperti apakah yang disebut cinta sejati?

Aku mulai linglung dengan semua yang ada di dalam dunia ini, hidup ini
Aku tak pernah mendapat dan merasakan kebahagiaan yang sejati dan abadi
Hingga akhirnya kusadari bahwa aku telah salah jalan
Aku melupakan Dzat yang telah menciptakan dunia dan segala isinya
Aku melupakan Dzat yang memiliki, menguasai dan mengatur segala yang ada di dunia ini 

Kini, aku telah merubah hidupku
Kudekati Dzat yang telah menciptakanku
Kucintai Dia yang telah begitu mencintaiku lebih dari yang ku tahu 
Ku korbankan semua yang kumiliki untuk-Nya
Dan kini aku telah sepenuhnya sadar bahwa aku telah melakukan sesuatu yang benar
Aku telah jatuh CINTA pada-Nya

Kini aku telah mengerti bahwa orang tuaku dan guruku hanyalah salah satu figur dalam dunia ini
Aku tak lagi terluka atau kecewa kepada mereka
karena kusadar bahwa amal perbuatan manusia akan dimintai pertanggungjawaban oleh-Nya
aku juga tak lagi merisaukan sahabat-sahabat yang meninggalkanku 
karena aku menemukan tempat mengadu dan berharap 
karena Dia selalu ada ketika yang lain tiada dan hanya Dia yang mampu mengobati segala lara hati

kini aku tak lagi memburu barang mewah, jabatan atau kesenangan dunia lagi
ketiak ku sadari bahwa semua adalah pinjaman dan kesudahan terbaik hanyalah bagi orang-orang bertawa

kini tak ada yang tampak begitu mempesona bagiku, dan hatiku tak pernah lagi terluka
karena aku mengerti bahwa pesona fisik kan pudar oleh waktu tapi keimanan membara dalam hati adalah selamanya

aku kini benar-benar telah menemukan arti keteladanan, persahabatan, kebehagiaan dan cinta sejati
dan aku tak pernah lagi kecewa atau sedih 
aku kini telah melihat bahwa dunia ini begitu indah
karena Dia telah memberikan segalanya bagiku

………………karena kini aku telah jatuh CINTA pada-Nya
Dan cinta-Nya padaku adalah segalanya………………..